Dengan perkembangan zaman dan teknologi serta meningkatnya jumlah penduduk telah mengakibatkan peningkatan kebutuhan dasar langsung maupun tidak langsung.
Proses pembangunan di salah satu pihak mengalami permasalahan dan satu pihak dituntut pada peningkatan kebutuhan hidup, di lain pihak Sumber Daya Alam (SDA), sangatlah terbatas, sehingga tatanan hidup masyarakat semakin kurang dari kesejahteraan baik kesejahteraan ekonomi maupun lingkungan yang sehat.
Sebagai dampak tersebut menyebabkan rusaknya tatanan ekosistem dan ekologi, seperti terjadinya abrasi dimana-mana dan pencemaran lingkungan yang sudah di luar ambang batas, akibatnya ekosistem kawasan hutan lindung baik di darat maupun di laut yang berfungsi sebagai ruang terbuka atau, pohon peneduh kayu keras lainya untuk daerah resapan air serta filter untuk menangkal abrasi dan menyerap sumber polutan zat pencemar baik yang sudah berumur ratusan tahun maupun yang baru ditanam, saat ini habis di tebang dan dirusak untuk kepentingan ekonomi sesaat, itu di sebabkan karena tidak adanya pengawasan dari pemerintah, kurangnya sosialisasi dan pembinaan dikalangan masyarakat tentang penghijauan.
Penguatan kelompok masyarakat serta pembelajaran usaha-usaha produktif contohnya cara berbudidaya tanaman dan pemeliharaan tanaman, terkadang dikarenakan faktor Sumber Daya Manusia (SDM), yang kurang mendukung, kesadaran masyarakat sangat di butuhkan demi suksesnya semua program, kesedaran masyarakat akan tumbuh, jika diperhatikan kesejahteraanya.
Perkumpulan Gaja Toba Semesta (PGTS) , yang merupakan Perkumpulan Alumni ITB Batak peduli Kaldera Toba dan beranggotakan sekitar 3000 alumni yang berasal dari wilayah sembilan kabupaten di wilayah Kaldera Toba, yakni Kabupaten Simalungun, Toba Samosir, Karo, Samosir, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Tapanuli Tengah, Dairi dan Pakpak Bharat, dan salah satu misi PGTS adalah meningkatkan kesehatan lingkungan Danau Toba melalui program penghijauan sekaligus dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Wilayah Kaldera Toba termasuk para petani, melakukan upaya dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat petani melalui kegiatan “Pembibitan Pohon Kaliandra Di Kawasan Danau Toba” sebagai tanaman produktif yang dapat dimanfaatkan menjadi produk madu dengan produk sampingan makanan ternak dan briket.
Perkumpulan Gaja Toba Semesta (PGTS) bekerjasama dengan Yayasan Caritas Pengembangan Sosial Ekonomi Keuskupan Agung Medan (“YCPSE-KAM”) telah melakukan “Pilot Project Penanaman Kaliandra Merah (5 Ha)” di Desa Salaon Toba,Kecamatan Ronggurnihuta, Kabupaten Samosir pada tanggal 21 Maret 2017.
Untuk tahap selanjutnya, kami akan melaksanakan program “Pembibitan Pohon Kaliandra Di Kawasan Danau Toba” dengan cara penggalangan dana massal (crowd-funding) untuk keperluan lahan seluas 100 hektar, dan ditanam di seluruh Kawasan Danau Toba.
TUJUAN PROGRAM |
Program “Pembibitan Pohon Kaliandra Di Kawasan Danau Toba” ini kami laksanakan untuk menggapai beberapa tujuan:
- Melestarikan lingkungan hidup;
- Meningkatkan kesehatan lingkungan Danau Toba;
- Meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat di Wilayah Kaldera Toba;
- Wujud pelayanan PGTS kepada kampung halaman.
SASARAN PROGRAM |
Sasaran dari program pembibitan ini adalah untuk penanaman pohon Kaliandra di sembilan kabupaten di wilayah Kaldera Toba, yakni Kabupaten Simalungun, Toba Samosir, Karo, Samosir, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Tapanuli Tengah, Dairi dan Pakpak Bharat.